Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang jiwa dan semua aspek tingkah laku manusia baik aspek
kognitif, afektit, ataupun psikomotor. Psikologi juga mempersoalkan inti dari
jiwa manusia dan nilainya bagi manusia itu sendiri serta disekitarnya. .
Psikologi juga mempersoalkan inti dari jiwa manusia dan nilainya bagi manusi
itu sendiri serta disekitarnya. Olahraga adalah Perilaku gerak manusia yang
bersifat universal yang tidak hanya berorientasi pada fisik semata, namun juga
aspek psikisnya
Olahraga merupakan Perilaku gerak manusia yang bersifat
universal yang tidak hanya berorientasi pada fisik semata, namun juga aspek
psikisnya.
Psikologi olahraga adalah sebuah bidang kajian yang
menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting olahraga, baik penampilan
individual maupun tim, ditandai oleh sejumlah interaksi dengan individu lain
dan situasi-situasi eksternal yang menstimulasinya. (Singer, 1980; Sudibyo,
1989) Jadi psikologi olahraga secara umum merupakan : Ilmu yang mempelajari
kejiwaan dan tingkah laku para pelaku olahraga baik atlet, official, pelatih,
dan juga suporter. Dan memahami aspek-aspek psikologi melalui olahraga.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PSIKOLOGI
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
psikologi dalam proses hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan
kualitas hasil belajar.
1. Faktor
Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.
Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a.
Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi
dua macam :
1.
Keadaan Jasmani
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani
sangat mempengaruhi proses belajar, maka
perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
2.
Keadaan Fungsi Jasmani/Fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca
indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar dengan baik pula dalam proses
belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra
yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik pendidik maupun peserta didik perlu menjaga panca indra dengan
baik, baik secara preventif maupun
secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
b. faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan peserta didik,
motivasi , minat, sikap dan bakat
·
Kecerdasan
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. otak merupakan organ
yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai
organ pengendali tertinggi (executive
control) dari hampir seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor
psikologis yang paling penting dalam
proses belajar peserta didik, karena itu menentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang individu, semakin besar peluang
individu tersebut meraih sukses dalam belajar.
·
Motivasi
Motivasi merupakan tingkat keyakinan seseorang dalam
menggapai suatu tujuan. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Ahli psikologi (Slavin, 1994) mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat.
·
Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan. Namun lepas dari
kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya
perlu membangkitkan minat peserta didik agar tertarik terhadap materi pelajaran
yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
· Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat
memengaruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan
sebaginya, baik secara positif maupun
negative (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative
dalam belajar, pendidik sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap
profesi yang dipilihnya. yang dipelajari
bermanfaat bagi diri peserta didik.
·
Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam dirinya yang dapat dikembangkan dengan cara terus mengasah tingkat
kecerdasan dan kemampuan tersebut. Menurut Slavin (1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen.
2.Faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi
proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a. Lingkungan Sosial
1) Lingkungan social pendidikan, seperti guru/dosen,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat mempengaruhi tingkat perilaku
kecerdasan dan motivasi.
2) Lingkungan
sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam
alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga,
orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
b. lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
adalah;
1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau
tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah
tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses
belajar siswa akan terlambat.
2) Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar,fasilitas belajar,
lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabus dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga
denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa.
Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap
aktivitas belajr siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
sesuai dengan konsdisi siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar