Senin, 30 Mei 2016

FAKTOR KEBUGARAN JASMANI YANG MENYEBABKAN CEDERA

Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap aktivitas tanpa merasa lelah.
Menurut Agus Mukhlolid, M.Pd (2004 : 3) kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan untuk melakukan aktivitas atau kerja, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh seseorang dalam melakukan aktivitas baik ringan maupun berat tanpa adanya rasa lelah.
10 komponen kebugaran jasmani
1.      Daya tahan (Endurance)
Daya tahan merupakan kemampuan fisik seseorang dalam bertahan disaat melakukan aktivitas yang melibatkan jantung paru dan organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Menurut Suharno (1985: 23) daya tahan adalah kemampuan organisme seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu yang lama. Jika seseorang mampu menggerakkan sekelompok otot tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan jantung, peredaran darah dan pernafasan yang baik. Makin tinggi tingkat daya tahan seseorang makin tinggi pula kesegaran jasmaninya. Pada  olahraga sepakbola daya tahan ini diperlukan untuk mempertahankan kondisi tubuh secara fisik agar mampu melaksanakan permainan dalam waktu yang lama dan Sumintarsih: 2007: 28). Kebugaran jasmani juga berarti kapasitas seseorang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan melelahkan dan segera dapat pulih dari kelelahan tersebut.
Penyebab terjadiya cedera pada daya tahan contohnya pada atlit angkat bebab apabila pada saat mengangkat barbell daya tahan ototnya tidak kuat otomatis dia akan mengalami cedera karena barbelnya angkah mengenai tubuh.

2.      Kekuatan (Streght)
Kekuatan merupakan kemampuan tubuh seseorang mengerahkan tenaganya uuntuuk menahan suatu beban.
Menurut Friedhrich (1969) mengemukakan bahwa kekuatan dalah kemampuan dari
suatu otot untuk bekerja menahan beban secara maksimal.
Penyebab terjadinya cedera pada kekuatan yaitu cedera otot dann lengan disaat melakukan push-up karena otot tangan tidak kuat menahan beban badan dan kaki.

3.      Kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan – gerakan yang sejenis secara berturut – turut dalam waktu yang sesingkat – singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat – singkatnya.
Menurut (Mochamad Sajoto 1988: 21) kecepatan adalah komponen fisik yang mendasar, sehingga kecepatan merupakan faktor penentu di dalam cabang olahraga seperti nomer-nomer lari jarak pendek, renang, olahraga beladiri dan olah raga permainan.
Penyebab cedera pada kecepatan adalah tidak bisa mengontrol percepatan kaki disaat menggiring bola yang bisa menyebabkan tabrakan dengan kawannya sendiri.

4.      Kelentukan (fleksibility)
Kelentukan merupakan kemampuan tubuh seseorang dalam melakukan gerakan sendi yang ditentukan oleh elastisnya otot, tendon, dan ligament.
            Menurut Mochamad Sajoto (1988: 58), kelentukan atau flekxibility adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktiviitas tubuh dalam penguluran seluas-luasya, terutama otot, ligamen-ligamen disekitar persendian.
Terjadinya cedera pada kelentukan yaitu disaat melakukan roll tanpa tangan diatas box apabila tidak dilenturkan aka terjadi cedera bahu, leher, dan kepala itu diakibatkan kerena peregangan yang tidak efektif.

5.      Daya ledak (power)
Daya ledak merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya.
Menurut Harsono (1988: 24) power adalah produk dari kekuatan dan kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2005: 117) power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Artinya bahwa latihan kekuatan dan kecepatan sudah dilatihkan terlebih dahulu, walaupun dalam setiap latihan kekuatan dan kecepatan sudah ada unsur latihan power.
Terjadinya cedera pada daya ledak adalah paada saat melakukan gerakan lontar martil yang dimana mengeluarkan tenaga nnya untuk melakukan putaran tersebut seperti disaat memutar dann apabila kekuatan tanngann nya kurang otomatis genggaman nya terlepas dan terjadi cedera baik dirinnya maupun penonton

6.      Kelincahan (Agility)
Kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
            Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 525) lincah berarti selalubergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP(1983 : 28) mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Cedera pada kelincahan adalah dalam bermainn sepak bola kelincahan kaki dalam memainkan teknik yang dimana apabila tidak sesuai akan terjadi cedera seperti pada saat menggelinding bola.

7.      Ketepatan (accuracy)
Ketepatan atau biasa disebut dengan accuracy  merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengubah gerakan secepat-cepatnya sesuai dengan target atau mengarahkan gerakan ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Ketepatan menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuan. Cara mengembangkan ketepatan ialah dengan mengulang-ulang gerakan dengan frekuensi yang banyak, mempercepat gerakan, dan menjauhkan atau mempersempit gerakan.
Ketepatan diperlukan pada semua cabang olahraga, yang fokusnya lebih kepada cabang petanque, panahan, menembak dll. Saat melakukan ketepatan atlet harus berfokus dan berkonsentrasi pada suatu titik sasaran, apabila pada saat pertandingan kondisi atlet sedang kurang sehat maka saat dia berfokus dan berkonsentrasi pada titik sasaran yang dituju, atlet akan mengalami kelelahan otak yang menyebabkan dia akan pingsan karena melemahnya sel-sel saraf dan daya tahan tubuh.

8.      Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh dalam mempertahankan dan mengendalikan organ- organ syaraf sehingga dapat mempertahankan gerakan tersebut dengan baik.
Menurut Barrow ddan Mcgee; 1979 yang menjelaskan bahwa Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan system neuromuscular kita dalam kondisi statis atau mengontrol system neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efesien selagi kita bergerak.
Terjadi cedara pada keseimbangan adalah gerakan copstand dalam senam lantai apabila tidak ada keseimbangan otomatis akan terjadi cedera pada kepala, tangan dan leher karena terjatuh

9.      Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan perpaduuan yang dilakukan dalam gerakan tanpa adanya ketegangan dengan urutan yang benar sehingga menghasilkan sebah gerakan yang bagus. Menurut Broer dan Zarnike ; 1979 Koordinasi adalah kemampuan untuk meng-kombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kopleks secara mulus tanpa pengeluaran energy yang berlebihan. Dengan demikan hasilnya adalah gerakan yang efisien, halus, mulus (smooth), dan terkordinasi dengan baik.
Terjadi cedera koordinasi karena pada saat melakukan copstand dalam waktu yang sama pun harus melakukan kayang apabila saat medarat tidak adanya keseimbangan dalam mengkoordinasi akan terjadi cedera pada kepala pinggan bahu daan kaki.

10.  Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi merupakan gerakan yang dilakukan tubuh untuk menjawab secepat mungkin sesaat setelah mendapat suatu respons atau peristiwa dalam satuan waktu.
Kecepatan reaksi dikemukakan oleh Claude Bouchard yang dalam terjemahan oleh Moeh. Soebroto bahwa : kecepatan reaksi adalah kualitas yang memungkinkan memulai suatu jawaban kinetis secepat mungkin setelah menerima suatu rangsang7. Kecepatan reaksi merupakan kualitas yang sangat spesifik yang terlihat melalui berbagai jalan keanekaragaman manifestasi tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan :
Pada tingkat rangsang, dalam suatu persepsi tanda bersifat penglihatan, pendengaran dan perubahan.
Pada tingkat pengambilan keputusan, kerap kali perlu dipilih perpektif dalam kepenuhan aneka ragam tanda agar hanya mereaksi pada rangsang yang tepat.
Pada tingkat pengorganisasian reaksi kinetis, diskriminasi atau pilihan perpektif biasanya disertai perlunya penetapan pilihan diantara berbagai respons kinetis yang dibuat setelah itu.

Penyebab cedera dalam kecepatan reaksi dimana pada saat seseorang melakukan smash apabila kita tidak ada kecepata reaksi otomatis akan terjadi cedera pada muka kerena terkena bola.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar