Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap aktivitas tanpa merasa lelah.
Menurut Agus Mukhlolid, M.Pd (2004 : 3) kebugaran
jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan untuk melakukan aktivitas atau kerja,
mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Dalam
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan
tubuh seseorang dalam melakukan aktivitas baik ringan maupun berat tanpa adanya
rasa lelah.
10 komponen kebugaran jasmani
1. Daya
tahan (Endurance)
Daya tahan merupakan kemampuan fisik seseorang dalam
bertahan disaat melakukan aktivitas yang melibatkan jantung paru dan organ
tubuh dalam jangka waktu tertentu. Menurut Suharno (1985: 23) daya tahan adalah
kemampuan organisme seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul saat
menjalankan aktivitas dalam waktu yang lama. Jika seseorang mampu menggerakkan
sekelompok otot tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, sehingga
menyebabkan jantung, peredaran darah dan pernafasan yang baik. Makin tinggi
tingkat daya tahan seseorang makin tinggi pula kesegaran jasmaninya. Pada olahraga sepakbola daya tahan ini diperlukan
untuk mempertahankan kondisi tubuh secara fisik agar mampu melaksanakan
permainan dalam waktu yang lama dan Sumintarsih: 2007: 28). Kebugaran jasmani
juga berarti kapasitas seseorang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan
melelahkan dan segera dapat pulih dari kelelahan tersebut.
Penyebab terjadiya cedera pada daya tahan contohnya
pada atlit angkat bebab apabila pada saat mengangkat barbell daya tahan ototnya
tidak kuat otomatis dia akan mengalami cedera karena barbelnya angkah mengenai
tubuh.
2.
Kekuatan (Streght)
Kekuatan merupakan kemampuan tubuh seseorang
mengerahkan tenaganya uuntuuk menahan suatu beban.
Menurut Friedhrich (1969) mengemukakan bahwa
kekuatan dalah kemampuan dari
suatu otot untuk bekerja menahan beban secara
maksimal.
Penyebab terjadinya cedera pada kekuatan yaitu
cedera otot dann lengan disaat melakukan push-up karena otot tangan tidak kuat
menahan beban badan dan kaki.
3.
Kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan kemampuan untuk melakukan
gerakan – gerakan yang sejenis secara berturut – turut dalam waktu yang
sesingkat – singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu
yang sesingkat – singkatnya.
Menurut (Mochamad Sajoto 1988: 21) kecepatan adalah
komponen fisik yang mendasar, sehingga kecepatan merupakan faktor penentu di
dalam cabang olahraga seperti nomer-nomer lari jarak pendek, renang, olahraga
beladiri dan olah raga permainan.
Penyebab cedera pada kecepatan adalah tidak bisa
mengontrol percepatan kaki disaat menggiring bola yang bisa menyebabkan
tabrakan dengan kawannya sendiri.
4.
Kelentukan (fleksibility)
Kelentukan merupakan kemampuan tubuh seseorang dalam
melakukan gerakan sendi yang ditentukan oleh elastisnya otot, tendon, dan
ligament.
Menurut Mochamad Sajoto (1988: 58), kelentukan atau flekxibility adalah
keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala
aktiviitas tubuh dalam penguluran seluas-luasya, terutama otot, ligamen-ligamen
disekitar persendian.
Terjadinya cedera pada kelentukan yaitu disaat
melakukan roll tanpa tangan diatas box apabila tidak dilenturkan aka terjadi
cedera bahu, leher, dan kepala itu diakibatkan kerena peregangan yang tidak
efektif.
5. Daya
ledak (power)
Daya ledak merupakan kemampuan otot atau sekelompok
otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam
waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya.
Menurut Harsono (1988: 24) power adalah produk dari
kekuatan dan kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan
maksimal dalam waktu yang amat singkat. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2005:
117) power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Artinya bahwa
latihan kekuatan dan kecepatan sudah dilatihkan terlebih dahulu, walaupun dalam
setiap latihan kekuatan dan kecepatan sudah ada unsur latihan power.
Terjadinya cedera pada daya ledak adalah paada saat
melakukan gerakan lontar martil yang dimana mengeluarkan tenaga nnya untuk
melakukan putaran tersebut seperti disaat memutar dann apabila kekuatan
tanngann nya kurang otomatis genggaman nya terlepas dan terjadi cedera baik
dirinnya maupun penonton
6.
Kelincahan (Agility)
Kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah
dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1993 : 525) lincah berarti selalubergerak, tidak dapat diam, tidak
tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) orang yang lincah
adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan
dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP(1983 : 28)
mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi
dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Cedera pada kelincahan adalah dalam bermainn sepak
bola kelincahan kaki dalam memainkan teknik yang dimana apabila tidak sesuai
akan terjadi cedera seperti pada saat menggelinding bola.
7.
Ketepatan (accuracy)
Ketepatan atau biasa disebut dengan accuracy merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengubah gerakan secepat-cepatnya sesuai dengan target atau
mengarahkan gerakan ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Ketepatan menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33)
adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran
sesuai dengan tujuan. Cara mengembangkan ketepatan ialah dengan mengulang-ulang
gerakan dengan frekuensi yang banyak, mempercepat gerakan, dan menjauhkan atau
mempersempit gerakan.
Ketepatan diperlukan pada semua cabang olahraga,
yang fokusnya lebih kepada cabang petanque, panahan, menembak dll. Saat
melakukan ketepatan atlet harus berfokus dan berkonsentrasi pada suatu titik
sasaran, apabila pada saat pertandingan kondisi atlet sedang kurang sehat maka
saat dia berfokus dan berkonsentrasi pada titik sasaran yang dituju, atlet akan
mengalami kelelahan otak yang menyebabkan dia akan pingsan karena melemahnya sel-sel
saraf dan daya tahan tubuh.
8.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh dalam
mempertahankan dan mengendalikan organ- organ syaraf sehingga dapat
mempertahankan gerakan tersebut dengan baik.
Menurut Barrow ddan Mcgee; 1979 yang menjelaskan
bahwa Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan system neuromuscular
kita dalam kondisi statis atau mengontrol system neuromuscular tersebut dalam
suatu posisi atau sikap yang efesien selagi kita bergerak.
Terjadi cedara pada keseimbangan adalah gerakan
copstand dalam senam lantai apabila tidak ada keseimbangan otomatis akan
terjadi cedera pada kepala, tangan dan leher karena terjatuh
9.
Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan perpaduuan yang dilakukan dalam
gerakan tanpa adanya ketegangan dengan urutan yang benar sehingga menghasilkan
sebah gerakan yang bagus. Menurut Broer dan Zarnike ; 1979 Koordinasi adalah
kemampuan untuk meng-kombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan
urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kopleks secara mulus tanpa
pengeluaran energy yang berlebihan. Dengan demikan hasilnya adalah gerakan yang
efisien, halus, mulus (smooth), dan terkordinasi dengan baik.
Terjadi cedera koordinasi karena pada saat melakukan
copstand dalam waktu yang sama pun harus melakukan kayang apabila saat medarat
tidak adanya keseimbangan dalam mengkoordinasi akan terjadi cedera pada kepala
pinggan bahu daan kaki.
10. Kecepatan
reaksi
Kecepatan reaksi merupakan gerakan yang dilakukan
tubuh untuk menjawab secepat mungkin sesaat setelah mendapat suatu respons atau
peristiwa dalam satuan waktu.
Kecepatan reaksi dikemukakan oleh Claude Bouchard
yang dalam terjemahan oleh Moeh. Soebroto bahwa : kecepatan reaksi adalah
kualitas yang memungkinkan memulai suatu jawaban kinetis secepat mungkin
setelah menerima suatu rangsang7. Kecepatan reaksi merupakan kualitas yang
sangat spesifik yang terlihat melalui berbagai jalan keanekaragaman manifestasi
tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan :
Pada tingkat rangsang, dalam suatu persepsi tanda
bersifat penglihatan, pendengaran dan perubahan.
Pada tingkat pengambilan keputusan, kerap kali perlu
dipilih perpektif dalam kepenuhan aneka ragam tanda agar hanya mereaksi pada
rangsang yang tepat.
Pada tingkat pengorganisasian reaksi kinetis,
diskriminasi atau pilihan perpektif biasanya disertai perlunya penetapan
pilihan diantara berbagai respons kinetis yang dibuat setelah itu.
Penyebab cedera dalam kecepatan reaksi dimana pada
saat seseorang melakukan smash apabila kita tidak ada kecepata reaksi otomatis
akan terjadi cedera pada muka kerena terkena bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar